Materi ke 19. Imam An-Nasai.
Modul Sejarah Kebudayaan Islam
Iman An-Nasa’i
Nama lengkapnya Abu Abdurrahman bin Syu’aib bin Ali Ibnu Abi Bakar Ibnu Sinan an-Nasai, lahir pada tahun 215 H. Dikenal dengan nama Nasa’i dinisbatkan dengan kota Nasa’i , salah satu kota di Khurasan. Imam Nasi’i menerima Hadist dari Sa’id, Ishaq bin Rahawahih dan ulama-ulama lain dari tokoh Hadist di Khurasan, Hijaz, Irak, Mesir, Syam dan Jazirah Arab.
Imam Nasa’i terkenal karena ketinggian sanad Hadistnya. Kitab Sunan An-Nasa’i mengandung lebih sedikit Hadist Dhaifnya, setelah Hadist Sahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Diantara para gurunya adalah
Qutaibah bin Sa’id,
Ishaq bin Ibrahim,
Ishaq bin Rahawaih Al-Harist bin Miskin,
Ali bin Kasyram,
Imam Abu Daud,
dan Imam Abu Isa At-Tirmidzi.
Adapun ulama-ulama yang pernah berguru kepadanya diantaranya:
Abu Al-Qasim At-Tabarani (pengarang kitab Mu’jam),
Abu Ja’far At-Thahawi,
Al-Hasan bin Al-Khadir As-Suyuti,
Muhammad bin Muawiyah bin Al-Ahamr An-Dalusi,
Abu Naashr Al-Dalaby,
dan Abu Bakar bin Ahmad As-Sunni.
Kitab-kitab Hadist karya Iman An-Nasa’i diantaranya:
As-Sunan al-Kubra yang dikenal dengan Sunan An-Nasa’i,
As-Sunan al-Mujtaba,
Kitab at-Tamyiz,
Kitab Adh-Dhu’afa,
Khasa’is Ali,
Musnad Ali,
Musnad Malik dan
Manasik al-Hajji .
Imam An-Nasa’i wafat pada tahun 303 H/915 M dan dimakamkan di Bait Al-Maqdis, Palestina.