Sejarah Bani Umayyah, SKI kelas 7 semester 2



Sejarah Bani Umayyah

Khalifah Pertama Setelah Khulafaur Rasyidin Sepeninggalan Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin, kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh Bani Umayyah. Saat kita membahas tentang masa kejayaan Islam, maka tidak terlepas dari masa perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam berdakwah menyebarkan agama Islam. Setelah Rasulullah SAW wafat, kepemimpinan Islam digantikan oleh para sahabat atau biasa disebut masa Khulafaur Rasyidin. Pemimpin Khulafaur Rasyidin disebut dengan khalifah. Para khalifah ini terdiri dari Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Setelah kepemimpinan para khalifah ini berakhir, kekhalifahan Islam dilanjutkan oleh Bani Umayyah. Masa ini sering disebut juga sebagai khalifah pertama setelah Khulafaur Rasyidin atau kekhalifahan kedua setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kekhalifahan Bani Umayyah dibagi menjadi dua periode. Periode pertama terjadi di Damaskus dan periode kedua di Andalusia (Spanyol). Lalu, bagaimana sejarah berdirinya Bani Umayyah?

Sejarah Berdirinya Bani Umayyah di Damaskus
Bani Umayyah adalah  sebuah dinasti Islam yang didirikan pada tahun 661 Masehi. Kekhalifahan ini berlangsung dari tahun 661-750 Masehi. Pendiri Bani Umayyah adalah Mu’awiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Abd Manaf yang juga menjadi khalifah (pemimpin) pertama Bani Umayyah. Mu’awiyah bin Abu Sufyan ini sering dijuluki sebagai Muawiyah I dan pernah menjabat sebagai Gubernur Syam pada masa Khulafaur Rasyidin. Tepatnya yaitu pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Sementara itu, ibukota Bani Umayyah di Damaskus, Suriah. 

Kepemimpinan Islam atau kekhalifahan itu harus berasal dari kaum Quraisy a.k.a masih berasal dari silsilah Nabi Muhammad SAW. Nah, silsilahnya Mu’awiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Abd Manaf ini bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada Abd Manaf. 

Berdirinya Bani Umayyah tidak lepas dari masa-masa krisis pada pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Puncak kejayaan Khulafaur Rasyidin itu ada pada masa pemerintahan Utsman bin Affan. Terus, pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib mengalami kemunduran. Terutama saat Ali bin Abi Thalib wafat dalam serangan balas dendam atas konflik kebijakan Utsman bin Affan di periode kedua.

Nah, setelah itu kepemimpinan tidak langsung serta merta beralih ke Mu’awiyah bin Abu Sufyan, guys. Awalnya, setelah Ali bin Abi Thalib wafat, kepemimpinannya digantikan oleh putranya yang bernama Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Tapi, pada tahun 661 Masehi, Hasan mundur. Kemunduran Hasan ini menyebabkan kekhalifahan Islam dipegang oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan deh. Setelah Bani Umayyah berdiri, ibukota kerajaan Madinah dipindah ke Damaskus yang terletak di Kota Syam.

Dinasti Bani Umayyah berhasil didirikan bukan hanya karena kemenangan diplomasi Mu’awiyah bin Abu Sufyan atas peristiwa Perang Shiffin, bagian dari Perang Saudara Islam I akibat terbunuhnya Utsman bin Affan tadi. Tapi juga karena pemikiran kuat Mu’awiyah bin Abu Sufyan untuk membangun masa depan dan dukungan orang-orang Suriah.

Khalifah pada Masa Bani Umayyah
Pada masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari demokratis menjadi kepemimpinan yang turun temurun. Bahkan, seluruh rakyat Damaskus diwajibkan untuk setia pada anaknya, Yazid. Selain itu, pejabat pada dinasti ini berasal dari keturunan Arab. 

Mu’awiyah I memiliki banyak pengalaman di bidang politik. Ia pernah memimpin pasukan dalam penaklukan Suriah, Palestina, Romawi, dan Mesir. Saat menjabat sebagai Gubernur Syam, Mu’awiyah bin Abu Sufyan juga membawahi Palestina dan Mesir. 

Pada awal Mu’awiyah I menjabat, wilayah pemerintahannya diperluas sampai ke India. Total, ada 13 orang yang pernah menjadi khalifah pada Dinasti Umayyah di Damaskus.

Khalifah Bani Umayyah di Damaskus

Pada masa kepemimpinan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, pasukan pengepung Konstatinopel berhasil ditarik. Pemisahan urusan keuangan dari urusan pemerintahan diatur dengan mengangkat pejabat khusus yang disebut sahib al-kharaj. 

Lalu, pada masa pemerintahan Al-Walid bin ‘Abd al-Malik, daerah kekuasaan Bani Umayyah diperluas. Al-Walid bin ‘Abd al-Malik berusaha memperluas wilayahnya hingga ke Afrika Utara, yaitu ke Al-Aqsa dan ke Andalusia (Spanyol). 

Perebutan Andalusia ini dipimpin oleh panglima perang Musa bin Nusair dengan mengirim Tariq bin Ziyat. Lalu, selat Afrika dan Spayol, yaitu Selat Gibraltar, berhasil direbut oleh Tariq bin Ziyat pada tahun 711 Masehi.

Masa Kejayaan Bani Umayyah

Masa kejayaan Bani Umayyah ditandai dengan terjadinya kemajuan tata kelola dalam berbagai bidang. Perkembangan terjadi pada bidang pemerintahan, sosial, hukum, ekonomi, keagamaan, hingga pendidikan. Lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu!

1. Pemerintahan
Struktur dan administrasi pemerintahan di masa Bani Umayyah merupakan penyempurnaan dari masa khalifah Umar bin Khattab. Wilayah kekuasaannya yang luas dibagi ke beberapa provinsi dan dipimpin oleh gubernur yang diangkat langsung oleh khalifah. 

Selain itu, terbentuk juga beberapa lembaga dan departemen, seperti al-katib, al-hajib, dan diwan. Lembaga Al-katib melakukan segala urusan administrasi pemerintahan. Di dalamnya terdapat sekretaris negara, sekretaris pendapatan negara, sekretaris militer, hingga sekretaris kepolisian.

Sedangkan al-hajib mengurus pengaturan pejabat dan siapa pun yang ingin bertemu dengan khalifah. Sementara diwan berisi beberapa departemen, di antaranya:

Departemen yang mengurusi surat-surat negara

Lembaga pencatatan semua keputusan khalifah

Departemen yang mengelola pendapatan negara

Layanan pos

Lembaga pertahanan militer


2. Hukum
Sistem hukum pada masa Bani Umayyah dibuat sesuai tuntunan Al-Qur’an, sunah, dan ijtihad. Badan ini terbebas dari pengaruh penguasa. Terutama saat melakukan penghakiman terhadap pejabat yang melakukan pelanggaran.

 

3. Sosial
Di bidang sosial, hubungan antar bangsa Arab Muslim dibuka. Begitu pula terhadap negara taklukkan seperti Mesir, Persia, dan Eropa. Akhirnya, lahir banyak kreativitas baru di bidang seni dan ilmu pengetahuan.

 

4. Ekonomi
Jalur perdagangan menjadi semakin lancar. Salah satu contoh pelabuhan yang terlihat perkembangannya yaitu Basrah di Teluk Persia. Di sana, perdagangan ramai dan semakin makmur. 

Selain itu, pada masa Bani Umayyah, dicetak mata uang khusus. Lapangan kerja juga semakin banyak. Gaji tetap mulai diterapkan sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakatnya. Ekonomi yang mapan mampu mendorong terbentuknya hubungan masyarakat Muslim yang lebih harmonis.

 

5. Keagamaan
Kehidupan masyarakat di masa ini tentu dipengaruhi oleh Islam. Banyak bangunan artistik yang dibangun memenuhi kota. Gaya Persia dipadu dengan nuansa Islam terlihat kental pada setiap sisi bangunan. Masjid agung yang terkenal adalah Masjid Damaskus. 

Selain itu, banyak ulama yang fokus pada kajian ilmu keagamaan, seperti tafsir, hadis, dan hukum islam. Di masa ini, lahir juga ilmu-ilmu baru seperti nahwu, bahasa, dan sastra.

 

6. Pendidikan
Dinasti Umayyah memiliki jasa besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Pusat aktivitas ilmiah dilakukan di masjid. Banyak diskusi dilakukan di masjid. Tidak hanya itu, pembelajaran syair, sejarah, akidah, dan lainnya juga banyak dilakukan di sana. 

Pusat pengkajian ilmu yang sering dikunjungi oleh orang-orang Islam dari berbagai daerah adalah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.


Penyebab Runtuhnya Bani Umayyah
Setelah dalam beberapa kepemimpinan khalifah Bani Umayyah berada di masa kejayaannya, akhirnya runtuh juga. Apa yang menjadi penyebab runtuhnya Bani Umayyah?

Perpecahan terjadi pada masa kekhalifahan Marwan bin Muhammad. Kepemimpinannya ditandai sebagai akhir dari Bani Umayyah di Damaskus. Kekuasaannya dikalahkan oleh Abu al-Abbas al-Saffah dalam sebuah pertempuran di Sungai Zab. Dalam perang tersebut, lebih dari 300 anggota keluarga Umayyah terbunuh. 

Akibatnya, Marwan bin Muhammad kabur mencari perlindungan. Ia lari ke Barat namun ditangkap di Sungai Nil. Meninggalnya Marwan bin Muhammad ini membuat kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir. 

Ternyata tidak sampai di situ, gengs. Saat dikira seluruh keluarga Umayyah terbunuh dalam perang tersebut, ternyata ada satu orang yang berhasil lolos. Siapakah dia? Nah, namanya itu Abd al-Rahman bin Mu’awiyah. Ia melarikan diri ke Spanyol. Di sana, pemerintahan Islam didirikan kembali.


 Setelah masa kejayaannya di Damaskus runtuh, Bani Umayyah kembali didirikan di Andalusia atau yang sekarang kita kenal dengan Spanyol.

By Ema Suraya, S.Pd.I, S.Pd, Gr. 

Komentar